JAKARTA, KOMPAS.com — Konvensi Partai Demokrat tidak sekadar memilih calon yang akan mewakili partai tersebut dalam kontestasi Pemilu Presiden 2014, tetapi juga merupakan upaya untuk memunculkan figur yang dapat memenangi pilpres. Karena itu, komite konvensi semaksimal mungkin akan meningkatkan elektabilitas peserta konvensi.
Peningkatan elektabilitas itu dilakukan melalui serangkaian kegiatan. "Tahapan pelaksanaan konvensi akan dibagi dalam dua putaran. Pertama, wawancara peserta konvensi di media dan diakhiri dengan survei. Putaran kedua, debat terbuka peserta dan juga diakhiri dengan survei," kata Juru Bicara Komite Konvensi Hinca Panjaitan, Sabtu (31/8).
Menurut Hinca, putaran pertama berlangsung September- Desember 2013, sementara putaran kedua berlangsung Januari-April 2014. Dalam dua putaran tersebut, komite konvensi dan peserta konvensi akan berupaya seoptimal mungkin meningkatkan elektabilitas peserta konvensi dengan menyosialisasikan gagasan-gagasannya kepada seluruh masyarakat.
"Dengan demikian, kami optimistis peserta yang memenangi konvensi juga akan terpilih sebagai presiden 2014," ujar Hinca dalam diskusi Polemik Sindo Radio, di Jakarta.
Komite telah menetapkan 11 peserta Konvensi Partai Demokrat, antara lain Irman Gusman, Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, Marzuki Alie, Hayono Isman, Dino Patti Djalal, Ali Masykur Musa, dan Anies Baswedan. Sepuluh dari 11 orang tersebut merupakan usulan Majelis Tinggi Partai Demokrat, sementara satu orang, Ali Masykur Musa, diusulkan komite konvensi. Tokoh-tokoh lain yang diundang komite menyatakan menolak, antara lain Mahfud MD, Rustriningsih, Rusdi Kirana, dan Jusuf Kalla.
Pada 15 September 2013, komite akan memperkenalkan peserta konvensi kepada publik. Pemenang konvensi akan diumumkan paling lambat Mei 2014.
Peneliti politik LIPI, Siti Zuhro, mengatakan, konvensi calon presiden Partai Demokrat seyogianya juga dijadikan ajang untuk mengimplementasikan demokrasi yang substantif sebagai salah satu tanggung jawab partai politik.
"Jadi, dalam konvensi ini, para peserta harus mengedepankan etika, menjual gagasan-gagasan, tidak sekadar pencitraan, sehingga konvensi tidak menghasilkan calon penguasa, tetapi calon negarawan pemimpin bangsa," ujarnya.
Menurut Siti Zuhro, jika konvensi berhasil, hal itu akan menjadi babak baru dalam tahapan demokrasi Indonesia dan diharapkan menjadi model untuk menjaring capres oleh partai. Ia mengharapkan pada Pemilu 2019 semua parpol menggelar konvensi untuk memilih capresnya. Sebaliknya, jika hasil konvensi tidak kredibel dan terkesan diatur, citra Partai Demokrat akan semakin terpuruk di mata masyarakat.
Marzuki Alie mengatakan, konvensi merupakan upaya untuk menjaring capres terbaik di tengah lemahnya kaderisasi partai. Tidak masalah komite mengundang kader partai lain untuk mengikuti konvensi karena karakter partai-partai di Indonesia tidak jauh berbeda. Marzuki juga mengatakan, dirinya menyiapkan sekitar Rp 1 miliar untuk menghadapi konvensi.
Slamet Effendy Yusuf, yang pernah menjadi Ketua Konvensi Partai Golkar tahun 2004, mengatakan, Konvensi Partai Golkar agak berbeda dengan Konvensi Partai Demokrat. Dalam Konvensi Golkar, pemenang ditentukan oleh suara pengurus partai dari tingkat desa hingga pusat, sementara pemenang Konvensi Demokrat ditentukan oleh survei masyarakat.
Pada kesempatan sebelumnya, Siti Zuhro mengatakan, selama AD/ART Partai Demokrat tidak direvisi terlebih dahulu, calon peserta tentu akan memiliki pertanyaan besar menyangkut hak dan kewajibannya. Mahfud MD, misalnya. Kemampuan aspek hukum yang dimiliki tentu mendorongnya untuk memperoleh kepastian akan hak dan kewajibannya. Tidak bisa semata-mata dijaminkan secara lisan.
"Jika semua syarat ideal tak dipenuhi, konvensi akan rentan menjadi pencitraan dan akal-akalan untuk membangun legitimasi bagi calon presiden dari Partai Demokrat," kata pengajar Fisipol Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Ari Dwipayana, secara terpisah.
Menurut Ari Dwipayana, Konvensi Partai Demokrat menjanjikan terobosan di tengah penentuan capres oleh oligarki pimpinan di partai-partai lain. Konvensi yang baik akan memungkinkan para kandidat bertarung secara terbuka. Ini memberikan ruang kepada orang-orang berkualitas di luar "darah biru" untuk berkompetisi memperebutkan posisi capres. (FAJ/OSA/IAM)
Anda sedang membaca artikel tentang
Komite Konvensi Demokrat Akan Tingkatkan Elektabilitas Peserta
Dengan url
http://recognizethedanger.blogspot.com/2013/09/komite-konvensi-demokrat-akan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Komite Konvensi Demokrat Akan Tingkatkan Elektabilitas Peserta
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Komite Konvensi Demokrat Akan Tingkatkan Elektabilitas Peserta
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar