Dana Riset Minim, Indonesia Rentan "Kecolongan"
Penulis : Yunanto Wiji Utomo | Senin, 4 Februari 2013 | 17:21 WIB
CIBINONG, KOMPAS.com - Peningkatan dana riset diperlukan untuk memperkuat posisi Indonesia dalam sains serta memperkecil risiko kecolongan sumber daya alam hayati dan publikasi ilmiah.
Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Nuramaliati Prijono, mengatakan, selama ini minimnya dana riset membuat Indonesia harus bergantung pada kerjasama asing.
Dalam penelitian taksonomi misalnya, Lili mengatakan, "Kalau dana, tenaga ahli dan fasilitas tidak ada, maka sampel (berupa bahan hayati) harus dibawa ke luar negeri."
Sampel hayati sebenarnya sah-sah saja dibawa ke luar negeri. Dalam aturannya, sampel hanya bisa digunakan untuk keperluan identifikasi dan tidak bisa diberikan pada pihak lain. Sampel dapat dibawa setelah disertai dengan Material Transfer Agreement (MTA).
Tapi, kenyataan kadang tak semanis perjanjian. Pengalaman sebelumnya, ada kasus dimana spesimen yang dikoleksi di Indonesia dibawa ke luar negeri, diberikan ke pihak lain, diidentifikasi serta dipublikasikan tanpa menyertakan nama peneliti Indonesia.
Lili mengungkapkan perlunya dana riset untuk mendukung pengungkapan keanekaragaman hayati Indonesia.
"Kalau dana mendukung, risiko untuk kecolongan itu bisa dikurangi karena kita bisa melakukannya sendiri. Negara-negara seperti India dan Malaysia itu bisa mengundang peneliti asing ke negaranya karena dana dan fasilitasnya memadai," kata Lili di Cibinong, Senin (4/2/2013)
Dana riset Indonesia kini masih sangat minim, kurang dari 1 persen dari APBN. Negara lain memiliki dana penelitian hingga 2-3 persen dari total anggaran.
Anda sedang membaca artikel tentang
Dana Riset Minim, Indonesia Rentan Kecolongan
Dengan url
http://recognizethedanger.blogspot.com/2013/02/dana-riset-minim-indonesia-rentan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Dana Riset Minim, Indonesia Rentan Kecolongan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Dana Riset Minim, Indonesia Rentan Kecolongan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar