KOMPAS.com – Untuk menggelar resepsi pernikahan yang sukses dan lancar dibutuhkan persiapan yang matang. Keluarga besar umumnya akan membentuk panitia khusus untuk membantu mengurus segala sesuatunya, dari urusan konsumsi, undangan, persiapan upacara adat, gedung, pernak-pernik, hingga dekorasi.
Namun dengan kesibukan yang semakin padat saat ini, dan kemungkinan ada anggota keluarga yang tinggal di lain kota, seringkali Anda tidak dapat lagi mengandalkan bantuan keluarga. Padahal, Anda ingin menggelar resepsi pernikahan yang istimewa. Bukan dari sisi jumlah undangan yang banyak dan biaya yang dikeluarkan, melainkan dari konsep yang unik namun dengan biaya yang terjangkau.
Mungkin Anda berpikir segalanya bisa ditangani sendiri. Mempersiapkan pernikahan bisa disambi selepas jam kantor, atau malahan di sela-sela jam kerja. Pada akhir pekan Anda bisa mencari contoh desain undangan, memilih bahan untuk kebaya dan mencari penjahitnya, hingga melakukan food test untuk katering.
Namun, tak jarang semua kesibukan itu justru menimbulkan stres yang tak berujung. Anda merasa harus bekerja sendirian tanpa dukungan pasangan dan keluarga. Saat itulah sebenarnya kebutuhan akan jasa wedding organizer perlu dipertimbangkan.
"Saya mulai melihat ini sebagai bisnis yang menjanjikan setelah mengurus pernikahan sendiri. Pada saat pesta hari H, kita sebagai pengantin dan orangtua sudah tak bisa lagi mengurus ini-itu. Dan biasanya pihak keluarga juga ingin mengobrol dan menikmati kebersamaan, bukan sibuk mengecek katering serta run down acara," papar Grace, pendiri Party Inc, sebuah wedding organizer kepada Kompas Female, di sela pameran pernikahan "One Fine Day", di Hotel Kempinski, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Grace mengawali bisnisnya dengan hanya membantu teman-temannya. Setelah semakin banyak teman yang meminta jasanya mengurusi pesta pernikahan, Grace pun mulai berpikir untuk serius membuka usaha pengelola pernikahan dengan bendera Party Inc. Bersama temannya, Mona, Party Inc telah berkembang tak hanya bergerak di area pernikahan tetapi juga pesta ulang tahun anak-anak.
"Untuk terjun ke usaha ini yang dibutuhkan niat dan nekat, itu saja," ujar Grace serius. Menurutnya, hal pertama yang harus dimiliki oleh orang yang ingin terjun ke bisnis wedding organizer adalah menyukai pekerjaannya. Kedua, nekat.
"Mungkin orang bisa punya dana untuk memulai bisnis ini. Namun belum tentu mereka tahan, misalnya ketika diomeli orang saat pesta. Atau, kok kerjaannya seperti menjadi babu sekali ya?" urai Grace, yang mengaku pernah diusir oleh pihak keluarga pengantin ini.
Salah satu tugas seorang wedding organizer adalah mengatur jadwal acara, dan memastikan rundown acara yang telah disusun berjalan lancar. Grace mengisahkan, pernah di sebuah pesta salah satu pihak keluarga yang sepuh tidak suka diatur-atur orang asing (bukan anggota keluarga). Ia pun diusir dari acara pernikahan tersebut.
"Nah, hal-hal seperti ini juga harus diperhatikan dan diantipasi, selain dana dalam membuka bisnis ini. Makanya harus kuat dan tebal kuping," katanya. Saat ini Grace mengaku bahwa wedding organizer bukan bisnis sampingan lagi baginya, melainkan sudah menjadi pekerjaan utamanya.
Editor :
Dini
Anda sedang membaca artikel tentang
Bekal Mental Mengurus Bisnis Wedding Organizer
Dengan url
http://recognizethedanger.blogspot.com/2013/02/bekal-mental-mengurus-bisnis-wedding.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Bekal Mental Mengurus Bisnis Wedding Organizer
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Bekal Mental Mengurus Bisnis Wedding Organizer
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar