MEDAN, KOMPAS.com - Seribuan orang simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan beberapa elemen masyarakat memadati lapangan SMA Negeri 1 Tanjung Morawa (Tamora), Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/1/2013).
Ulang tahun ke 40 PDIP sekaligus ulang tahun Ketua Umum Megawati Soekarno Putri yang ke 66 membuat tempat langganan buruh melakukan aksi itu menjadi "lapangan merah".
Megawati datang terlambat dua jam dari jadwal pukul 10.00 WIB. Namun massa tetap setia menunggunya dengan berjoget di bawah terik matahari, menikmati hiburan artis lokal yang disediakan panitia.
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumut yang diusung "partai moncong putih", Effendi Muara Sakti Simbolon dan Jumiran Abdi atau ESJA mendampinginya hingga naik ke panggung.
Pada kesempatan tersebut, Megawati menyerahkan bantuan bibit kepada perwakilan gabungan kelompok tani (Gapoktan) dan sumbangan kubah untuk dua masjid di daerah itu.
Dalam sambutannya, Mega mengatakan rakyat adalah pemilih langsung tanpa memandang usia, tua dan muda asal mampu dapat maju.
"Reformasi harus menjadikan rakyat sadar dan paham politik, tapi bukan politik uang. Khususnya ibu-ibu yang kebanyakan nonton sinetron yang tidak mendidik dan di bodoh-bodohi, rentan politik uang. Contohnya Kabupaten Deli Serdang ini, tingkat pengangguran 10 persen dari total jumlah penduduk dan masuk urutan ketujuh dari 33 kabupaten-kota. Kok, mau ya rakyat dibodoh-bodohi terus?" kata Megawati.
Menurut Megawati, masyarakat harus memilih pemimpin pelayan yang mengayomi rakyatnya. "Pesan saya sama Effendi jangan korupsi. Pilihlah apa yang Ibu Mega pilih. Walau beberapa pilihan saya kalah, itu bukan karena uang tapi karena dikalahkan. Jokowi itu tidak pakai uang dan dapat dibuktikan. Merdeka!" pekiknya.
Wakil Ketua DPD PDI-P Sumut Eddy Rangkuti mengatakan, Mega berada di Sumut sejak Sabtu (26/1/2013) kemarin. Agendanya adalah menyapa kembali warga Sumut dan pemantapan konsolidasi pemenangan calon Gubernur Sumut dengan konsentrasi wilayah di Kabupaten Samosir dan Deli Serdang.
"Hari ini, Ibu Mega bertemu masyarakat dari berbagai golongan mulai buruh, petani, nelayan dan guru. Alasannya, Pilgub ini adalah gerbang untuk Pemilu 2014 maka PDI-P untuk pemenangan EFJA harus di siapkan," kata Eddy.
Namun yang paling diuntungkan di acara ini adalah puluhan pedagang sate keliling. Tak sampai sore dan tak perlu berjalan jauh menjajakan dagangannya, seluruh aneka sate jualanan mereka habis diborong tim sukses Cagub nomor urut dua ini.
Satu talam dihargai Rp 200.000, dan dalam hitungan menit isinya sudah menjadi rebutan para kader dan simpatisan partai. Begitu juga dengan pengumpul plastik sisa minuman dan penjual topi payung yang ketiban untung akibat teriknya matahari.
Editor :
Glori K. Wadrianto
Anda sedang membaca artikel tentang
Megawati: Kok, Mau Rakyat Dibodoh-bodohi Terus
Dengan url
http://recognizethedanger.blogspot.com/2013/01/megawati-kok-mau-rakyat-dibodoh-bodohi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Megawati: Kok, Mau Rakyat Dibodoh-bodohi Terus
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Megawati: Kok, Mau Rakyat Dibodoh-bodohi Terus
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar